Serampas.com, Jambi - Ketika memaknai, menela'ah soal pembahasan alam nyata maupun alam gaib, pasti nya yang pertama kita berpikir tentang manusia di alam nyata beserta isinya, sedangkan alam gaib itu kita utamanya harus tertuju kepada "Sang maha pencipta Allah SWT" terlebih dahulu, karena "Ya Malliquu" itu gaib bagi orang-orang beriman.
Sedangkan mahluk astral itu merupakan bentuk ciptaannya yang kasat mata.
Apakah kita perlu beriman kepada yang gaib? Pasti dong, perlu dong. Sebagai hamba Allah SWT harus tuntutan nya Iman dan Islam.
Lanjut Abangda meski sudah pernah belajar untuk sebagai pengingat tidak menjadi hal...!
Okeh,, biar tidak melenceng dari bahasa gaib dan dalil nya, makna gaib "Abangda" mengutip dari Kementerian Agama RI sebagai bahan referensi.
Mempercayai hal-hal yang gaib merupakan salah satu syarat dari benarnya keimanan. Gaib secara bahasa adalah sesuatu yang tidak tampak. Sedangkan gaib menurut istilah adalah sesuatu yang tidak tampak oleh panca indra tapi ada dalil tertulis yang menjelaskan akan keberadaannya, seperti surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya, alam malaikat, hari akhir, alam langit dan yang lainnya yang tidak bisa diketahui manusia kecuali bila ada pemberitaan dari Allah SWT.
Beriman kepada hal yang gaib berarti meyakini ciptaan Allah SWT yang berada di luar dunia nyata, dan meyakini secara penuh tentang kekuasaan-Nya. Namun percaya atau beriman kepada hal yang gaib bukan berarti meyakini bahwa makhluk gaib itu memiliki kekuatan penuh, karena jika hal ini sampai terjadi maka akan mengakibatkan kemusyrikan atau menganggap ada sesuatu kekuatan selain kekuatan Allah SWT.
Beriman kepada yang gaib adalah termasuk salah satu dasar dari akidah Islam, bahkan gaib itu merupakan sifat yang pertama dan utama yang dimiliki oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, bagi setiap orang muslim, mereka wajib beriman kepada yang gaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu.
Hal gaib yang wajib diimani, yaitu :
Pertama, Alam Barzakh. Barzakh artinya sesuatu yang membatasai antara dua barang atau dua tempat. Hubungannya dengan Hari Akhir, Barzakh adalah batas pemisah antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Kehidupan alam Barzakh adalah kehidupan antara hidup di dunia dengan hidup di akhirat. Kehidupan di alam Barzakh ibarat terminal tempat penantian. Di alam ini semua ruh orang yang sudah meninggal berkumpul untuk persiapan memasuki kehidupan akhirat.
Di tempat penantian ini berlaku kenikmatan atau siksaan yang sering kita dengar dengan istilah nikmat kubur dan siksa kubur.
Okeh..
Syariat Islami sudah kita tela'ah, mudahan-mudahan.. Skip abangda...!
Nah,,, Kembali lagi bicara soal kisah dan mitos masyarakat di Indonesia memang banyak dan setiap kisahnya mampu meninggalkan kesan horor yang sangat mencekam dan tidak masuk akal.
Seperti contohnya didaerah Kalimantan "Pontianak" yang terkenal banyak mahluk astral yang berwujud sundel bolong, kuntilanak dll, hingga dinamakan lah Pontianak. Orang negeri jiran menyebut kunti itu Pontianak.
Namun, diantara banyak kisah horor di Indonesia di antaranya masih eksis hingga saat ini seperti kisah hantu dari Jambi yakni Pirau. Biar lebih familiar kita sebut saja hantu Pirau dalam kisah ini ( si doi ).
Okeh biar lebih kongkrit cerita si doi atau hantu Pirau dan sebagai referensi soal hantu Pirau, media ini mengutip dari beberapa sumber seperti Kumparan yang pernah mengulas soal Hantu Pirau yang sering mengganggu manusia utamanya anak usia dini.
Sebenarnya kisah mengenai hantu ini sudah lama dan hidup dari masa ke masa, bahkan dari beberapa catatan kerajaan-kerajaan di Jambi menyatakan sosok Pirau sudah populer di masa peperangan.
Mahluk tak kasat mata seperti hantu Pirau biasanya digambarkan sebagai sosok pengganggu warga karena kedatangannya yang mendadak dengan penampilan yang menyeramkan.
Sosok Pirau sering digambarkan menyerupai kakek tua yang sering berjalan-jalan di tepian kampung untuk mencari anak kecil yang masih berkeliaran di malam hari.
Namun, kadang sosok ini juga didapati mirip siluman kera yang penuh dengan bulu serta memiliki telapak kaki yang aneh dan penuh cakar.
Sedangkan menurut beberapa versi lain mengatakan bahwa sebenarnya sosok Pirau tidak jahat sama sekali karena hantu tersebut sangat pemalu dan cenderung selalu bersembunyi di semak-semak sekitar kampung.
Dikatakan Pirau mendekati para anak kecil sebenarnya bukan untuk mengganggu mereka bermain, apalagi memangsanya. Pirau hanya menyukai permainan-permainan anak kecil dan ia akan senang jika diajak main oleh para anak-anak.
Pertanyaannya anak siapa yang mau mengajak main mahluk misterius dan jadi-jadian ini?
Okeh, kita bahas soal anak manusia (hamba Allah SWT) dimana kadaan diakhir jaman proses perjalanan kehidupan sangat membuncah dalam diri kita pribadi, apabila kita serap dan kita tela'ah, bahkan sudah jauh melenceng dari firman Allah SWT maupun sebagian ada sudah mendekati hadist riwayat kisah para nabi, contohnya kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Luth AS .
Saat ini sebagian jiwa manusia atau akhlak nya sudah jauh dari kata beriman. Karena sifat dan sikap terlebih melampaui mahluk astral seperti hantu Pirau. Tidak ada yang ditakuti lagi bahkan dijadikan permainan untuk tidak takut kepada mahluk astral bahkan tidak ada sopan-sopannya untuk balik menggoda si doi dan sejenisnya.
Terkadang Abangda berpikir, dulu dan hingga saat ini memang sudah menjadi pokok pembahasan soal ahlak manusia yang tak ada bebenah nya.
Sebagian hanya wujud manusia namun iman nya, sifat dan sikap perilaku telah dinodai bahkan melebihi sifat iblis dan kroni-kroninya, atau mungkin sudah menjadi sumpah dan permintaan iblis kepada Sang Maha Pencipta untuk tetap ijin menggoda dan mengganggu hamba Allah SWT dan umat Nabi Muhammad SAW tentunya.
Inti dari pertanyaan di atas sudah terbalik? Kini manusia yang mengajak mahluk tak kasat mata, mahluk gaib untuk bermain dan masuk dalam permainan serta dibiarkan si doi bertengger di dalam qolbu, dalam jiwa, hati dan rasa.
Tanpa disadari sebenarnya jiwa dan nafsu kita sudah dikangkangi, ternoda masuk dalam lingkaran "Durjana".
Karena apa yang dilakukan sangat menodai, meninggalkan sejarah kelam dari perbuatan keji dan mungkar yang pernah dilakukan, baik dari persoalan harta, tahta dan wanita. Dan Itu semua merupakan perbuatan iblis dan kroni-kroninya termasuk si doi "hantu Pirau" yang ikutan di fitnah “Wallahu A'lam”.
Dari tersirat dan tersurat nya tulisan ini. Abangda berharap wabil khusus warga net, warga diakhir jaman, untuk bisa menela'ah dan menyerap yang positif saja, dan kalau tidak mau disamakan dengan si doi tentu harus bebenah kembali serta iman Islam nya di pertebal kembali sesuai dalam isi petunjuk kandungan dalam Al-Qur'an dan Hadis riwayat.
Apalagi keadaan sekarang sudah carut marut, perang saudara dimana-mana, bencana alam datang tiba-tiba, terjadi fitnah meraja rela, iri dan dengki sudah terbiasa, kebijakan para pemimpin dunia pada umumnya sudah beda tidak seperti kisah para sahabat "Umar Bin Khattab" dikenal sosok pemimpin yang sejati.
Banyak rakyat jelata merasa tidak ada keadilan yang benar-benar nyata. Selain itu sekelompok orang mementingkan golongan saja, lingkaran nya saja dengan memperkaya diri dengan cara mengarang akal demi suksesnya impian di dunia. Sedangkan si miskin terus berupaya untuk bertahan dalam keadaan apapun.
Kecuali, ada kecuali nya? Kecuali nya adalah kalau kita berdosa kepada Allah SWT. Kenapa demikian? Karena kita semua akan dikumpulkan di Mahkamah Sejarah, ialah "Yaumil Akhir" yaitu akhirat.
Tidak ada yang bisa membantu kita kecuali diri kita sendiri. Semua organ tubuh kita akan bercerita serta menjadi saksi tentang amal atau perbuatan apa yang pernah kita lakukan semasa di dunia.
Hal itu yang menjadi tujuan pertanyaan dari Sang Maha Pencipta kepada hamba-hamba nya yang telah lalai dalam mengemban tujuan kehidupan.
Mudah-mudahan kita semua kembali ke fitrah nya, guna menjalankan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Tetap beribadah dan berdoa, apalagi berdoa nya disaat posisi sujud dalam keadaan lagi shalat dengan berserah diri, bermunajat kepada Allah SWT, tak lain agar selalu diberikan kemudahan dan keselamatan oleh Allah SWT agar kita masih bisa diberikan kesempatan untuk bebenah sembari masih diberi waktu, nafas, dan kesehatan.
"Aamiin ya Allah ya Mujiib"
Sebagai Wartawan,
Abangda Tinggal di Jambi
Posting Komentar untuk "Ketika Akhlak Manusia Menyerupai Hantu Pirau yang Durjana"